Powered By Blogger

Wednesday, December 22, 2010

Kisah Cinta Nabi pada umatnya

Selawat dan salam buat junjungan mulia , Muhammad SAW ibnu Abdulllah.
Ada sebuah kisah tentang cinta yang benar-benar cinta yang dicontohkan ALLAH melalui kehidupan RasulNYA .
Pagi itu , walaupun langit telah mula menguning , burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap .
Pagi itu Rasulullah SAW dengan suara terbatas memberikan khutbah,
“Wahai ummatku . Kita semua ada dalam kekuasaan ALLAH dan cinta kasihNYA . Maka taatilah dan bertaqwalah kepadaNYA.”
“ Ku wariskan dua perkara pada kalian , Al-Quran dan Sunnahku ”
“ Barang siapa mencintai sunnahku , bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk syurga bersama-sama aku ”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenag dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu .
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca .
Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya .
Usman menghela nafas panjang .
Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam .
Isyarat itu telah datang , saatnya telah tiba....
“ Rasulullah akan meninggalkan kita semua  , ” keluh hati semua sahabat kala itu .
Manusia tercinta itu , hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia .
Tanda-tanda itu semakin kuat....
Ali dan Fadhal dengan cergas menagkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar  .
Disaat itu , kalau mampu , seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik yang berlalu .
Matahari kian tinggi , namun pintu rumah Rasulullah masih tertutup .
Sedang di dalamnya , Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya .
 Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam .
“ Bolehkah saya masuk ? ” tanyanya .
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk .
“ Maaflah , ayahku sedang demam .” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup daun pintu .
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah .
“ Siapakah itu wahai anakku ? ”
“ Tak tahulah ayahku , orang sepertinya beru sekali ini aku melihatnya ,” tutur Fatimah lembut .
Lalu Rasulullah menatp puterinya itu dengan pandangan yang mengetarkan . Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang .
“ Ketahuilah , dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara , dialah yang memisahkan pertemuan di dunia ”
“ Dialah malaikat maut ,” kata Rasulullah .
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya .
Malaikat maut datang menghampiri , tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut serta sama menyertainya .
Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya telah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih ALLAH dan penghulu dunia ini .
“ Jibril , jelaskanlah hakku di hadapan ALLAH ? ” , tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah .
“ Pintu-pintu langit telah terbuka , para malaikat telah menanti rohmu . Semua syurga telah terbuka ebar menanti kedataganmu ” , kata Jibril .
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega , matanya masih penuh kecemasan .
“ Engkau tidak senang mendengar khabar ini ?” , tanya Jibril lagi .
“ Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak ? ”
“ Jangan khuatir wahai Rasul ALLAH , aku pernah mendengar ALLAH berfirman kepdaku : ‘ Ku haramkan syurga bagi sesiapa sahaja , kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya ’ , ” , kata Jibril .
Detik-detiknya semakin dekat , saatnya Izrail melakukan tugas .
Perlahan ruh Rasulullah ditarik . Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh , uart-urat lehernya menegang .
“ Jibril , betapa sakitnya sakaratul maut ini ” ,  perlahan Rasulullah mengaduh .
Fatimah terpejam .
Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka .
“ Jijikkah kau melihat mukaku , hingga kau palingkan wajahmu Jibril ? ” , tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu
“ Siapa yang sanggup melihat kekasih ALLAH direnggut ajal ” , kata Jibril .
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik , kerana sakit yang tidak tertahan lagi .
“Ya ALLAH !!”
“Dasyat nian maut ini , timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku , jangan pada umatku .”
Badan Rasulullah mulai dingin , kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi . Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu .
Ali segera mendekati telinganya .
“ Uushiikum bis shalati , wa maa malaikat aimanuku , peliharalah solat dan peliharalah orang-orang yang lemah di antaramu ”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan , sahabt saling berpelukan .
Fatimah menutuupkan tangan diwajahnya , dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan .
“ Ummatii .. Ummatii .. Ummatiii ..”
Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinara itu ..
Allahumma sholli`ala Muhammad wa baarik wa salim `alaih ...
Betpa cintanya Rasulullah kepada kita ...




No comments:

Post a Comment